Skip to main content

Nyeri Tiba-tiba Saat Berolahraga

You can start by watching what you eat before a run

     Kalau kamu pernah menjalankan olahraga berat (apa pun itu) dan memaksakan diri, kamu mungkin akan mengalami rasa nyeri tiba-tiba - biasanya di perut. Contoh paling gampang dan biasa dialami anak sekolahan ialah saat tes lari. Saya sendiri waktu sekolah dulu sering merasakan nyeri yang menusuk-nusuk saat tengah berlari sekitar 10-15 menit -dan terpaksa jalan kaki sampai rasa itu hilang - menyebabkan saya sampai garis finish di nomor buncit. Setelah saya baca ke sana kemari, damn.. penyebabnya adalah persiapan yang berlebihan, utamanya urusan makan. Loh kok bisa?
     Dulu, kalo mau tes lari saya makan pagi bak kesetanan -niatnya sih buat nyiapin energi- takut semaput alias pingsan di sekolah. Kan gak lucu. Sementara mata pelajaran olahraga biasanya diadakan pas jam pelajaran pertama. Okay, pemanasan saya lakukan dengan sepenuh hati, bahkan saat berlari saya berusaha mengatur pernapasan serta sikap berlari yang baik sesuai teori. Tapi nyeri mendadak di menit ke-10 itu tetap melanda. Apa yang terjadi?
     Para ahli fisiologi olahraga tidak menyebut rasa sakit ini sebagai rasa nyeri tiba-tiba. Mereka menyebutnya ETAP (exercise-related transient abdominal pain) atau rasa sakit sementara di bagian perut terkait olahraga. Rasa sakit berupa nyeri ini biasanya terjadi di perut, dan paling sering di bagian kanan atas, dekat dengan hati. Kita juga bisa mengalami apa yang disebut oleh para atlet sebagai "nyeri tiba-tiba di bahu". Sekitar 80% nyeri berupa rasa sakit yang 'menusuk', sementara 20% lagi berupa rasa sakit yang 'tumpul'. Biasanya rasa nyeri tersebut reda setelah beberapa menit berhenti berolahraga, namun terkadang baru hilang setelah dua atau tiga hari.
     Dr. Darren Morten, Direktur Avondale Centre for Exercise Sciences di New South Wales mengungkapkan teori penyebab rasa nyeri mendadak saat berolahraga, yaitu iritasi pada peritonium parietal. Peritonium parietal adalah selaput yang melapisi seluruh rongga perut, termasuk bagian otot diafragma bagian bawah. Memutar batang tubuh ketika berenang dan gerakan yang tidak biasa dapat menyebabkan iritasi pada selaput ini. Perut yang kenyang juga dapat mengiritasi peritonium parietal dalam dua cara. Pertama, perut kenyang menyebabkan tekanan yang berlebihan pada selaput tersebut. Kedua, perut kenyang membutuhkan banyak air untuk membantu proses pencernaan dan mengeringkan peritonium parietal. Teori ini juga menjelaskan nyeri pada puncak bahu. Baik diafragma di dekat hati maupun ujung bahu sebelah kanan mengirimkan sinyal rasa sakit ke bagian otak yang sama. Akibatnya, kita merasakan sakit di diafragma ketika ujung bahu kita sakit.
     Jadi, apa yang dapat kita lakukan dengan rasa nyeri ini? Berikut ialah tiga cara untuk mencegahnya, dan satu cara untuk menghentikan nyeri saat berlari:
  1. Hindari melakukan olahraga berat selama paling sedikit dua jam setelah mengonsumsi makanan berat. Makanan yang tinggi lemak dan serat memakan waktu lebih lama untuk dicerna, maka beri waktu yang cukup bagi perut untuk mencernanya, atau hindari makan makanan tersebut sebelum berolahraga. Hindari minum minuman manis, minumlah cairan isotonik yang memiliki 6% karbohidrat.
  2. Pemanasan dengan benar. Ini bukan hanya masalah peregangan sebelum olahraga, tapi kalau kamu berlari, sebaiknya jangan langsung 'tancap gas'. Sediakan 2-3 menit jalan cepat, baru kemudian menambah kecepatan secara bertahap.
  3. Atur pernapasan. Perenang hanya bernapas saat wajah mereka keluar dari air (ya iya lah) sehingga mereka fokus pada tempo pernapasan dan cenderung menyesuaikan napas dengan gerakan renang. Pelari bisa mengambil teknik yang sama -sesuaikan napas dengan langkah kaki. Semakin cepat maka semakin pendek urutannya (cepat= 1-2 langkah per napas, lambat= 3-4 langkah per napas). Hal ini tidak hanya mengurangi resiko nyeri mendadak, tetapi juga meningkatkan efisiensi transportasi oksigen dalam tubuh.
  4. Kurangi kecepatan dan hembuskan napas untuk menghilangkan nyeri. Kurangi kecepatan dan hembuskan napas saat kaki yang berlawanan dengan letak nyeri menyentuh tanah. Misalkan kamu merasa nyeri di bagian kanan atas, maka hembuskan napas saat kaki kiri mendarat. Gak harus tiap langkah, tapi coba sinkronisasikan gerakan tersebut.
Oke deh, sudah siap mencoba? Semoga bermanfaat dan selamat berolahraga! :)
Sumber:
Kruszelnicki K. 2006. Mitos-mitos Besar yang Keliru. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Hadfield J. 2012. Four Ways to Stop The Dreaded Side Stitch. [Runner's World].

Comments

  1. Terima kasih atas informasinya 😀 sangat membantu. Ini terjadi pada saya pribadi hehehe

    ReplyDelete
  2. oh pantesan... yowis makan tiap abis olahraga aja

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lagu India yang Disadur Menjadi Lagu Dangdut

Contek-menyontek udah gak asing lagi di Indonesia, mulai dari bangku sekolah sampai ke tingkat perfilman, ranah permusikan, dan entah apa lagi. Bahkan, musik dangdut yang didefinisikan sebagai " a music of my country" pun gak luput dari praktek ini. Sudah begitu, nyontek dari negara lain pula. Stadium paling parah dari kegiatan contek-menyontek ini -dan sepatutnya dihindari- adalah plagiarisme. Dalam artikel yang dibahas kali ini, saya gak menggunakan istilah plagiat untuk mendefinisikan lagu-lagu dalam daftar yang akan saya jabarkan, melainkan saduran. Soalnya, beberapa lagu merupakan hasil saduran dan kerjasama, meskipun beberapa lainnya kemungkinan besar memang plagiat. Untuk meyakinkan diri "yang mana" menyadur "yang mana", saya usahakan untuk menyertakan tahun rilis masing-masing lagu.   So , berikut beberapa lagu India yang disadur menjadi lagu dangdut, dari yang terang-terangan sampai yang gak disangka-sangka. Biar lebih seru, coba dengar lag

Jingle Iklan Ikonik di Indonesia

Gak terasa bertemu lagi dengan akhir pekan di minggu kedua bulan Juni. Sabtu yang cerah gini enaknya dipakai jalan-jalan sama teman, leyeh-leyeh santai di kamar sambil baca buku, atau hiburan yang paling monoton: nonton TV. Tapi sebenarnya apa sih yang kamu tonton? Kadang nonton TV tuh kayak nonton iklan diselingi acara TV, bukan acara TV yang diselingi iklan. But somehow , semalas apa pun kamu sama pariwara yang berseliweran di televisi, mau gak mau kadang tetap kamu tonton juga. Ngaku deh. Apalagi iklan yang muncul di sekitar jam tayang acara favoritmu. Kalo lagi males ganti channel ya terpaksa dipantengin juga, terutama kalo acara TV lain yang tayang saat itu yang model begini . Akibatnya, dari sekian banyak iklan tersebut ada aja iklan yang nempel di kepala, entah karena tagline nya, plot nya, atau jingle nya. Gak percaya?  Coba baca kalimat di bawah ini tanpa menyanyikannya: "Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya"   Iklan produk te

[Lagu Daerah] Pempek Lenjer -Kord Lirik Arti-

Suatu hari di kantin, saya disapa teman saya yang orang Bengkulu. Walaupun saya orang Palembang, tapi karena akar bahasa sama-sama Melayu, maka tak menghalangi kami menggunakan bahasa daerah. Setelah dia berlalu, teman duduk saya yang rata-rata orang Jakarta dan Bogor langsung menimpali: " Roaming cuy , tadi ngobrol apa deh? Ajarin doooong". Terlepas dari respon saya yang hanya cengengesan serta perkataan dia saat itu yang kemungkinan 80% basa-basi dan 20% penasaran, saya jadi kepikiran: "Why not?" Bahasa Palembang itu cukup mudah bagi penutur bahasa Indonesia. Ganti saja huruf belakang kata Indonesia dengan huruf "o", sisanya yah.. memang kadang bahasa Palembang rada *nyemelo . Mengartikan bahasa Palembang ke bahasa Indonesia jadi gampang-gampang susah akibat kata-kata nyemelo itu. Saya percaya, salah satu cara paling ampuh dalam mempelajari bahasa asing ialah dengan sering mendengar lagu bahasa tersebut. Tidak terkecuali untuk bahasa daerah.